top of page

Belajar Saham Lebih Dalam dengan Analisis Teknikal

Diperbarui: 15 Mei

Setelah mempelajari analisis fundamental, investor bisa beralih ke analisis teknikal untuk memahami dunia pasar saham lebih jauh. Analisis teknikal mengukur pola grafik (chart pattern) pergerakan harga dari waktu ke waktu guna mengambil keputusan jual beli saham.


Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara analisis teknikal dengan analisis fundamental:

Analisis Teknikal

Analisis Fundamental

Digunakan untuk keputusan investasi jangka pendek.


Digunakan untuk keputusan investasi jangka panjang.

Berfokus kepada perubahan historis harga saham, termasuk data pasar dan volume transaksi.

Berfokus kepada kondisi ekonomi makro dan kinerja perusahaan terkait.

Menentukan kapan sebaiknya menjual atau membeli saham.

​Menentukan saham mana yang sebaiknya dibeli atau dijual.

Pola grafik pergerakan harga saham memberi petunjuk kepada investor tentang peluang trading saham. Banyak istilah-istilah teknis seperti support, resistance, breakout, dan lain sebagainya.


Analisis teknikal

Indikator Analisis Teknikal Saham


Investor bisa memperoleh wawasan lebih luas terkait analisis teknikal dengan beberapa indikator berikut:


  1. Moving Average (MA): Menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya 50 hari atau bisa disebut MA50.

  2. Moving Average Convergence Divergence (MACD): Menentukan arah tren dengan mengurangi rata-rata pergerakan eksponensial (exponential moving average atau EMA) periode 12 dan 26 hari.

  3. Stochastic Oscillator: Menunjukkan lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan jangkauan harga terendah atau tertinggi selama periode waktu tertentu.

  4. Relative Strength Index (RSI): Menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga serta menampilkan satu garis pergerakan harga dengan pengaturan dasar 14 periode.


Langkah Analisis Teknikal Saham


  1. Mengamati tren yang terjadi pada grafik: Investor menjual saham mereka ketika tren sedang naik (uptrend) dan membelinya ketika tren sedang turun (downtrend).

  2. Menentukan level support dan resistance: Investor mencari peluang beli (buy) di daerah support dan peluang jual (sell) di daerah resistance.

  3. Memanfaatkan satu atau beberapa indikator: Dengan indikator-indikator yang telah disebutkan sebelumnya, investor dapat mengenali tren pergerakan saham serta kondisi overbought maupun oversold pada pasar.

  4. Menentukan stop loss: Investor dapat menentukan batas stop loss dengan cara mengambil posisi saat harga mendekati area false breakout guna meminimalisasi kerugian.



Keterangan


Support: Level di mana harga saham mencapai titik paling rendah dan akan kembali naik.


Resistance: Level di mana harga saham mencapai titik paling tinggi dan akan kembali turun.


Overbought atau jenuh beli: Periode uptrend yang signifikan dan konsisten. Harga saham berpeluang turun karena banyak investor melakukan penjualan saham (take profit).


Oversold atau jenuh jual: Periode downtrend yang signifikan dan konsisten. Harga saham berpeluang naik karena banyak investor melakukan pembelian saham.


Stop loss: Penjualan saham secara otomatis ketika harganya berada pada batas minimum tertentu.


False breakout: Breakout sendiri adalah momen saat harga saham menembus batas support atau resistance-nya. Sementara itu, istilah false breakout yakni ketika suatu saham disinyalir menembus level resistance, tetapi gagal.


Referensi: IDX Channel

 

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).



11 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page