top of page

Dividend Investing, Peroleh Pendapatan Pasif dari Saham

Dividend investing adalah strategi investasi yang berfokus pada saham-saham yang rutin membagikan dividen. Strategi ini biasanya diterapkan oleh investor jangka panjang yang tidak secara aktif memperdagangkan saham mereka guna memperoleh capital gain.


Dividen sendiri pada umumnya diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai (dividen tunai), tetapi bisa juga berupa saham tambahan (dividen saham).


Dividen, bagian laba perusahaan
Sumber Gambar: Freepik

Memilih Saham untuk Dividend Investing


Tak semua saham cocok dijadikan dividend investing. Ada beberapa kriteria yang harus investor amati:


1. Dividend Yield → Tingkat keuntungan dividen (%) dibanding harga saham yang dibayarkan. Saham dengan dividend yield tinggi berkisar di angka belasan persen.


2. Dividend Payout Ratio → Persentase total dividen yang dibagikan terhadap laba bersih perusahaan pada periode tertentu. Rasio yang sehat berkisar antara 30–55%, lebih dari itu mungkin tidak akan berkelanjutan.


3. Dividend History → Riwayat pembagian dividen, apakah rutin 1–2 kali dalam setahun.


4. Dividend Growth Rate → Pertumbuhan dividen dari periode ke periode.


IDX High Dividend 20


Guna memudahkan investor dalam menyeleksi saham untuk dividend investing, Bursa Efek Indonesia menyediakan indeks berisi 20 saham terbaik yang rutin membagikan dividen dengan yield yang tinggi pula. Berikut daftar efektifnya hingga 4 Februari 2025:

ADRO

AMRT

ANTM

ASII

BBCA

BBNI

BBRI

BMRI

BRPT

ICBP

INDF

INKP

ITMG

KLBF

PTBA

SMGR

TLKM

TPIA

UNTR

UNVR

Kelebihan dan Kekurangan Dividend Investing


Bagi investor yang menerapkan strategi dividend investing, volatilitas pasar bukan masalah besar. Saham-saham dividen cenderung lebih stabil sehingga pemantauan gerak harga bisa dilakukan secara minimum. Investor juga dapat memitigasi risiko dengan reinvestasi dividen.


Namun, untuk memperoleh keuntungan signifikan dari dividen, investor harus menanamkan modal dengan nilai yang cukup besar. Mereka juga perlu mempertimbangkan kemungkinan buruk seperti penurunan laba perusahaan sehingga sewaktu-waktu tidak ada pembagian dividen. Selain itu, pertumbuhan perusahaan yang rutin membagikan dividen biasanya lebih lambat karena sudah mapan, berbeda dengan perusahaan yang masih berkembang.


 

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).



3 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page