Kelola Risiko Investasi dan Raih Potensi Cuan Maksimal!
- Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
- 5 Des 2023
- 2 menit membaca
Di balik besarnya peluang imbal hasil yang ditawarkan, investasi adalah dunia penuh risiko. Walau demikian, risiko investasi dapat diantisipasi dengan langkah manajemen risiko.
Manajemen risiko investasi merupakan proses yang dimulai dari mengenal risiko serta meninjau profil risiko. Selain itu, terdapat beberapa konsep yang perlu investor pahami sebagai langkah mitigasi lebih lanjut: risk appetite, risk tolerance, dan risk register.

Risk Appetite dan Risk Tolerance
Investor bijak menerapkan prinsip selera dan toleransi risiko dalam membangun portofolio mereka. Dengan begitu, tujuan investasi pun menjadi lebih terarah serta memungkinkan untuk meraih imbal hasil yang optimal.
Selera risiko merupakan tingkat risiko yang berani diambil oleh investor demi mencapai target atau tujuan investasi mereka. Sementara itu, toleransi risiko merujuk pada batas maksimum risiko yang masih rela investor ambil sebelum menghadapi risiko yang lebih besar lagi.
Hubungan selera dan toleransi risiko dapat digambarkan sebagai berikut.

Risk Register
Setelah mengenal risiko, memahami selera dan toleransi risiko, serta meninjau profil risiko, langkah praktis berikutnya dalam manajemen risiko investasi adalah membuat daftar risiko atau biasa disebut risk register.
Risk register menjadi “peta” bagi investor untuk mengambil keputusan saat tengah menghadapi rintangan. Dengan risk register yang mumpuni, risiko investasi bisa termitigasi dan peluang imbal hasil pun diperoleh sesuai target.
Risk register di ranah investasi dapat digunakan secara mendalam untuk:
Mencatat risiko investasi apa saja yang mungkin terjadi.
Mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kinerja portofolio.
Menentukan upaya mitigasi serta bagaimana tindak lanjut investor.
Risk register memiliki banyak variasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Namun, seorang investor bijak setidaknya membuat risk register yang mencakup:
Risiko
Sumber / penyebab
Kategori
Probabilitas
Dampak
Strategi mitigasi
Tindak lanjut
Berikut contoh pembuatan risk register sederhana.
Risiko | Sumber / Penyebab | Kategori | Probabili-tas | Dampak | Strategi Mitigasi | Tindak Lanjut |
Kesulitan menjual saham. | Tekanan pada sektor industri X sehingga bid saham kosong. | Risiko likuiditas | Rendah | Sedang | Pemilihan emiten dengan likuiditas tinggi. | Pemantau-an rutin. |
Fluktuasi harga saham. | Peruba-han regu-lasi peme-rintah dan sikap pe-rusahaan Y. | Risiko regulasi | Sedang | Tinggi | Diversifika-si portofolio. | Pemantau-an rutin. |
... dst. | | | | | | |
Dinamika Risiko Investasi dan Pergeseran Sikap Investor
Sobat KAF telah mempelajari konsep dasar manajemen risiko investasi dengan mengenal apa itu risiko, meninjau profil risiko, memahami selera dan toleransi risiko, hingga membuat daftar risiko. Namun, perjalanan seorang investor tentu tidak hanya sampai di situ.
Risiko investasi pada dasarnya merupakan kemungkinan di mana imbal hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan, termasuk hilangnya sebagian atau seluruh aset. Oleh karena itu, definisi risiko secara subjektif berkaitan dengan target investasi seseorang.
Target investasi akan berubah seiring waktu tergantung usia, kondisi, serta ilmu dan pengalaman investor. Ini kemudian juga berpengaruh pada profil, selera, toleransi, dan daftar risiko mereka.
Contoh Kasus
Kevin memulai perjalanan investasinya setelah satu tahun bekerja. Ia menargetkan return sebesar 6–8 persen per tahun dengan bekal dana serta ilmu yang ia miliki saat itu. Dengan selera risiko yang rendah, Kevin memilih instrumen obligasi dan reksa dana pasar uang. Ia pun mengambil toleransi risiko yang cenderung tinggi karena belum memiliki tanggungan finansial yang mendesak.
Di tengah kondisi finansial yang sudah stabil, selera risiko Kevin menjadi lebih besar dengan target return di atas 10 persen per tahun. Ia kemudian memilih saham untuk investasi jangka menengah maupun panjang. Namun, toleransi risikonya justru rendah karena terdapat beberapa tanggungan finansial seperti cicilan, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain.
Mendekati usia pensiun, Kevin mempertimbangkan kembali rencana investasinya. Ia menurunkan tingkat selera sekaligus toleransi risikonya sebagai langkah yang lebih bijak dalam pengelolaan dana pensiun. Untuk meraih return stabil dengan risiko menengah, Kevin mengisi portofolionya dengan saham-saham blue chip serta reksa dana campuran.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Comments