Sunk Cost dalam akuntansi adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk bisnis dan tidak dapat dipulihkan kembali di masa kini maupun mendatang.
Istilah Sunk Cost Fallacy kemudian muncul di dunia investasi sebagai suatu kesalahan logika ketika seseorang terus-menerus berinvestasi pada instrumen tertentu meskipun tidak lagi memperoleh keuntungan. Mereka enggan berhenti karena merasa terlanjur mengeluarkan banyak uang, padahal meninggalkan investasi tersebut jelas lebih menguntungkan.

Sunk Cost Fallacy pada Investasi Saham
Hal ini bisa terjadi pada investor saham jika tidak mengevaluasi portofolio secara berkala, terutama dengan analisis fundamental yang kuat. Ketika nilai aset konstan turun, mereka hanya berharap pulih tanpa upaya untuk meminimalisir risiko dan kerugian.
Di situlah pentingnya mengatur ulang strategi investasi seiring perubahan kondisi ekonomi serta tujuan keuangan. Jangan melekat cuma pada satu strategi yang mungkin sudah usang dan tak relevan.
Apakah Menghindari Sunk Cost Fallacy Justru Bertentangan dengan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)?
Menghindari Sunk Cost Fallacy dilakukan dengan tidak terus menambah investasi pada aset yang fundamentalnya buruk meski telah mengeluarkan banyak uang di masa lalu.
Sebaliknya, DCA mendorong investasi secara rutin berdasarkan analisis fundamental beserta penetapan batas waktu dan stop-loss, bukan sebagai upaya “menyelamatkan” investasi yang sudah gagal.
Dengan kata lain, strategi DCA akan menjadi lebih sehat dan rasional jika diiringi evaluasi fundamental yang baik. Setiap tambahan investasi didasarkan pada prospek masa depan alih-alih emosi terkait biaya masa lalu.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Comments